GAS IDEAL
DALAM ILMU KIMIA
A.Pengertian
Gas Ideal
Gas ideal merupakan
kumpulan dari partikel-partikel suatu zat yang jaraknya cukup jauh dibandingkan
dengan ukuran partikelnya. Partikel-partikel itu selalu bergerak secara acak ke
segala arah. Pada saat partikel-partikel gas ideal itu bertumbukan antar
partikel atau dengan dinding akan terjadi tumbukan lenting sempurna sehingga
tidak terjadi kehilangan energi.
Berdasarkan eksperimen
diketahui bahwa semua gas dalam kondisi kimia apapun, pada temperatur tinggi,
dan tekanan rendah cenderung memperlihatkan suatu hubungan sederhana tertentu
di antara sifat-sifat makroskopisnya, yaitu tekanan, volume dan temperatur. Hal
ini menganjurkan adanya konsep tentang gas
ideal yang memiliki sifat makroskopis yang sama pada kondisi yang sama.
Berdasarkan sifat makroskopis suatu gas seperti kelajuan, energi kinetik,
momentum, dan massa setiap molekul penyusun gas, kita dapat mendefinisikan gas
ideal dengan suatu asumsi (anggapan) tetapi konsisten (sesuai) dengan definisi
makroskopis.
Syarat Gas Ideal
Gas ideal merupakan gas
yang memenuhi asumsi-asumsi berikut :
- Suatu gas terdiri atas molekul-molekul yang disebut molekul. Setiap molekul identik (sama) sehingga tidak dapat dibedakan dengan molekul lainnya.
- Molekul-molekul gas ideal bergerak secara acak ke segala arah.
- Molekul-molekul gas ideal tersebar merata di seluruh bagian.
- Jarak antara molekul gas jauh lebih besar daripada ukuran molekulnya.
- Tidak ada gaya interaksi antarmolekul; kecuali jika antarmolekul saling bertumbukan atau terjadi tumbukan antara molekul dengan dinding.
- Semua tumbukan yang terjadi baik antarmolekul maupun antara molekul dengan dinding merupakan tumbukan lenting sempurna dan terjadi pada waktu yang sangat singkat (molekul dapat dipandang seperti bola keras yang licin).
- Hukum-hukum Newton tentang gerak berlaku pada molekul gas ideal.
B.Hukum Gas Ideal
Hukum gas ideal diantaranya Hukum boyle,
Hukum Charles, Hukum Gay lussac. Teori kinetik gas memberikan jembatan antara
tinjauan gas secara mikroskopik dan makrokospik. Hukum-hukum gas seperti hukum
Boyle, Charles, dan Gay Lussac, menunjukkan hubungan antara besaran-besaran
makrokospik dari berbagai macam proses serta perumusannya. Kata kinetik berasal
dari adanya anggapan bahwa molekul-molekul gas selalu bergerak.
Hukum Boyle
Hukum Boyle dikemukakan oleh fisikawan
Inggris yang bernama Robert Boyle. Hasil percobaan Boyle menyatakan bahwa
apabila suhu gas yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka
tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya. Untuk gas yang berada dalam
dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada suhu konstan, diperoleh persamaan
sebagai berikut.
p1V1
= p2V2
Keterangan:
p1 :
tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)
V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
Grafik hubungan volume dan tekanan gas pada
suhu konstan (isotermal).
Jika dibuat grafik, maka akan menghasilkan
sebuah kurva yang disebut kurva isotermal. Perhatikan gambar diatas. Kurva
isotermal merupakan kurva yang bersuhu sama.
Hukum Charles
Hukum Charles dikemukakan oleh fisikawan
Prancis bernama Jacques Charles. Charles menyatakan bahwa jika tekanan gas yang
berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka volume gas sebanding
dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan seimbang yang
berbeda pada tekanan konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
V1 : volume gas pada keadaan 1 (m3)V2 : volume gas pada keadaan 2 (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan 1 (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
Grafik hubungan volume dan suhu gas pada
tekanan konstan (isobarik)
Apabila hubungan antara volume dan suhu pada
hukum Charles kita lukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti pada
gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isobarik yang
artinya bertekanan sama.
Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac dikemukakan oleh kimiawan
Perancis bernama Joseph Gay Iussac. Gay Lussac menyatakan bahwa jika volume gas
yang berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas
sebanding dengan suhu mutlaknya. Untuk gas yang berada dalam dua keadaan
seimbang yang berbeda pada volume konstan, diperoleh persamaan sebagai berikut.
Keterangan:
T1 : suhu mutlak gas pada
keadaan 1 (K)T2 : suhu mutlak gas pada keadaan 2 (K)
p1 : tekanan gas pada keadaan 1 (N/m2)
p2 : tekanan gas pada keadaan 2 (N/m2)
Grafik hubungan tekanan dan suhu gas pada
volume konstan (isokhorik)
Apabila hubungan antara tekanan dan suhu gas
pada hukum Gay Lussac dilukiskan dalam grafik, maka hasilnya tampak seperti
pada gambar diatas. Kurva yang terjadi disebut kurva isokhorik yang
artinya volume sama.
Hukum Boyle-Gay Lussac
Apabila hukum Boyle, hukum Charles, dan hukum
Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh persamaan sebagai berikut.
Persamaan di atas disebut hukum Boyle-Gay
Lussac. Kita telah mempelajari hukum-hukum tentang gas, yaitu hukum Boyle,
Charles, dan Gay Lussac. Namun, dalam setiap penyelesaian soal biasanya
menggunakan hukum Boyle-Gay Lussac. Hal ini disebabkan hukum ini merupakan
gabungan setiap kondisi yang berlaku pada hukum-hukum gas ideal.
C. Fenomena Gas Ideal
1. Terserapnya air setelah lilin ditutup dengan
gelas.
Pembahasan:
Ketika lilin yang menyala ditutup dengan gelas
maka jumlah mol (n) gas oksigen (O2) di dalam gelas akan semakin
berkurang (pembakaran memerlukan oksigen). Sesuai dengan persamaan gas ideal
yaitu pV = nRT, dimana jumlah mol gas
(n) berbanding lurus dengan tekanan gas,
sehingga saat jumlah mol oksigen (O2) berkurang di dalam botol, maka
tekanan (p) di dalam botol juga
berkurang. Hal tersebut menyebabkan
tekanan di dalam botol lebih kecil dibandingkan di luar gelas (pdalam < pluar)
sehingga terserap ke dalam gelas.
2. Bola pingpong (bola tenis meja) yang penyok
akan kembali ke keadaan seperti semula atau bagus setelah dipanaskan bersama
air medidih.
Pembahasan:
Ketika bola pingpong dipanaskan bersama dengan air, maka suhu pada
bola akan meningkat sehingga volume pada bola semakin besar, namun tekanan pada
peristiwa tersebut tetap. Hal ini dengan hukum Charles yang menyatakan jika
tekanan gas tetap, maka volume gas sebanding denga suhu muthlaknya. Semakin
lama permukaan bola pingpong yang dipanaskan akan semakin rata karena volume di
dalam gas bertambah sampai bola tersebut kembali ke keadaan semula
(bagus).
3. Gelembung-gelembung pada minuman bersoda yang
dituangkan ke dalam gelas semakin membesar saat bergerak ke atas.
Pembahasan:
Berdasarkan persamaan gas
ideal pV = nRT sehingga V = , di mana volume
berbanding lurus dengan jumlah mol gas. Ketika minuman bersoda dituangkan ke dalam gelas, terdapat banyak gelembung-gelembung naik pada
minuman tersebut. Semakin ke atas gelembung-gelembung tersebut semakin besar.
Minuman bersoda mengandung gas karbondioksida (CO2) hasil dari
proses fermentasinya. Suhu pada gelembung gas tetap selama bergerak ke atas
sehingga tidak terdapat pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volume
gelembung. Jumlah mol gas CO2 meningkat selama gelembung naik. Tiap
gelembung bertindak sebagai inti bagi molekul-molekul CO2 lainnya,
sehingga selama gelembung bergerak ke atas, gelembung tersebut mengumpulkan
karbondioksida dari sekitarnya dan bertumbuh menjadi lebih besar. Hal tersebut
menyebabkan volume gas CO2 semakin besar ketika bergerak ke atas.
4. Minuman soda berkaleng dalam
keadaan baik (belum terbuka) akan muncrat setelah beberapa saat dipanaskan di
atas kompor.
Pembahasan:
Soda minuman keluar ketika minuman dipanaskan karena suhu dalam
kaleng semakin meningkat dan tekanan yang diberikan ke dinding kaleng juga
terus meningkat. Hal ini sesuai dengan hukum Gay Lussac, jika volume gas yang
berada dalam bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan (p) gas sebanding dengan suhu mutlaknya (T). Ketika tekanan pada dinding kaleng semakin besar sehingga tutup kaleng akan terbuka
karena tidak dapat dapat menahannya lagi, soda dalam kaleng akan keluar.
D. Contoh
Soal Gas Ideal
- Massa jenis nitrogen 1,25 kg/m3 pada tekanan normal. Tentukan massa jenis nitrogen pada suhu 42º C dan tekanan 0,97 105 N m-2!
Penyelesaian:
r1 = 1,25 kg/m3
p1 = 76 cm Hg
T1 = 273 K
T2 = 315 K
p2 = 0,97 . 105 N m-2
p1 = 76 cm Hg
= 76 . 13,6 . 980 dyne/cm3
= 101292,8 N m-2
r2
= 0,9638 kg/m3
- Di dalam sebuah tangki yang volumenya 50 dm3 terdapat gas oksigen pada suhu 27º C dan tekanan 135 atm. Berapakah massa gas tersebut?
Penyelesaian:
R =
0,821 lt atm/molº k
p =
135 atm
V =
50 dm3
T =
300º K
M O2 = 16 + 16 = 32
m O2 = 32 . 274
= 8768 gr
3.
Gas ideal berada di dalam suatu ruang pada mulanya
mempunyai volume V dan suhu T. Jika gas dipanaskan sehingga suhunya berubah
menjadi 5/4 T dan tekanan berubah menjadi 2P maka volume gas berubah menjadi…
Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :
Pembahasan
Diketahui :
Volume awal (V1) = V
Suhu awal (T1) = T
Suhu akhir (T2) = 5/4 T
Tekanan awal (P1) = P
Tekanan akhir (P2) = 2P
Ditanya : Volume akhir (V2)
Jawab :
Volume gas berubah menjadi 5/8 kali
volume awal.
4.
Volume 2 mol gas pada suhu dan tekanan standar (STP)
adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol, n)
Pembahasan
Diketahui :
Jumlah mol gas (n) = 2 mol
Suhu standar (T) = 0 oC = 0 + 273 = 273 Kelvin
Tekanan standar (P) = 1 atm = 1,013 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,315 Joule/mol.Kelvin
Ditanya : Volume gas (V)
Jawab :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah mol, n)
Volume 2 mol gas adalah 44,8 liter.
Volume 1 mol gas adalah 45,4 liter / 2 = 22,4 liter.
Jadi volume 1 mol gas, baik gas oksigen atau helium atau argon atau gas lainnya, adalah 22,4 liter.
Volume 1 mol gas adalah 45,4 liter / 2 = 22,4 liter.
Jadi volume 1 mol gas, baik gas oksigen atau helium atau argon atau gas lainnya, adalah 22,4 liter.
5.
4 liter gas
oksigen bersuhu 27°C pada tekanan 2 atm (1 atm = 105 Pa) berada
dalam sebuah wadah. Jika konstanta gas umum R = 8,314 J.mol−1.K−1
dan bilangan avogadro NA 6,02 x 1023 molekul, maka
banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah adalah…
Pembahasan
Diketahui :
Volume gas (V) = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
Suhu gas (T) = 27oC = 27 + 273 = 300 Kelvin
Tekanan gas (P) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,314 J.mol−1.K−1
Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023
Ditanya : Banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah (N)
Jawab :
Konstanta Boltzmann :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah molekul, N)
Pembahasan
Diketahui :
Volume gas (V) = 4 liter = 4 dm3 = 4 x 10-3 m3
Suhu gas (T) = 27oC = 27 + 273 = 300 Kelvin
Tekanan gas (P) = 2 atm = 2 x 105 Pascal
Konstanta gas umum (R) = 8,314 J.mol−1.K−1
Bilangan Avogadro (NA) = 6,02 x 1023
Ditanya : Banyaknya molekul gas oksigen dalam wadah (N)
Jawab :
Konstanta Boltzmann :
Hukum Gas Ideal (dalam jumlah molekul, N)
Dalam 1 mol gas oksigen, terdapat 1,93 x 1023
molekul oksigen.